Kamis, 25 Maret 2010

"God loves me when I sing" / The Indonesia Choir

26Mar10, 12:50 AM
Kubuka lagi jendela malam ini, setelah melihat pertunjukan kelompok paduan suara yang baru kukenal bernama "The Indonesia Choir". Oleh seorang Ibu peduli, yang dulu dan kini masih kukenal, sudah tersedia satu tiket gratis.

Paduan suara yang berumur 2 tahun ini mengusung nama yang cukup berat menurut saya, karena tidak ragu-ragu membawa nama bangsa, yang mau tidak mau mesti merepresentasikan tanah air itu sendiri,bukan?

Konser ulang tahun yang kedua yang berjudul "Menjadi Indonesia" itu diadakan di Goethe Haus Concert Hall pada hari Selasa, 25 Maret 2010, mulai jam 19.30 - 22.00 WIB.
Dihadiri oleh beragam kalangan yang cukup penting, antara lain duta besar negara sahabat, rohaniwan, guru besar perguruan merpati putih, pendiri portal detik.com dan kalangan penikmat paduan suara maupun yang tidak berkepentingan.

Adalah seorang Jay Wijayanto, konduktor dan pelatih, yang membuat suasana konser menjadi cair, interaktif dan menghibur, ditambah lagi dengan sedikit ulasan menggelitik dan kritis seputar kondisi masyarakat Indonesia, ditambah dengan pemberian wawasan mengenai kekayaan tanah air Indonesia, mulai dari jumlah suku dan bahasa tradisional yang jumlahnya hingga ratus, sesuai dengan tema yang diusung.

Lagu-lagu yang dinyanyikan, mulai dari daerah Minang, Tapanuli, Melayu, Bugis, Madura, Aceh, Biak, Bali , Maluku dan lagu-lagu nasional lainnya.
Sementara lagu yang bernuansa internasional berjudul "Les Avions" dan "Va Pensiero".

Dalam konser yang berdurasi hampir dua setengah jam, diselingi juga dengan makanan selingan yang telah disediakan dengan baik oleh panitia penyelenggara, sebagai bagian dari kontribusi yang diberikan bagi para penonton dan pemerhati paduan suara yang telah membayar tiket masuk sebesar Rp. 100 ribu per orang.

Siapakah The Indonesia Choir (TIC)? Mengutip dari brosur yang diberikan, TIC adalah "paduan suara yang mewadahi penyanyi dan musisi Indonesia untuk mengembangkan musik tradisi, musik nasional dan musik dunia.
TIC meyakini bahwa musik adalah media yang kuat untuk mengembangkan kepribadian dan membangun identitas bangsa.
TIC meyakini hanya dengan menghilangkan sekat elitisme pemusik dengan masyarakat, musik Indonesia akan berkembang luas.
TIC akan senantiasa menggali bahasa ucap dan bentuk pertunjukan musik dengan melakukan kolaborasi bersama seniman dari disiplin berbeda. Kolaborasi akan mengembangkan tata pergaulan antara seniman yang sehat, saling mendukung, melahirkan inspirasi dan bentuk pertunjukan baru".

Konser ini pun semakin bermakna dengan kelompok paduan suara The Indonesia Children Choir (TICC), yaitu paduan suara anak berusia 8-14 tahun.
Kelompok ini, sesuai kutipan dari katalog yang diberikan, "memperkenalkan metode pendidikan melalui pembelajaran musik berkualitan dengan tujuan untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan intelektual anak. TICC juga menjadi wadah bagi anak-anak Indonesia dalam berkesenian, memberi ruang bagi mereka untuk tetap terpapar dengan kekayaan budaya Indonesia dan menumbuhkan kecintaan padanya, tanpa membatasi repertoire yang dinyanyikan".

Ketika waktu telah menunjukkan jam 22.00 WIB, setelah lagu berjudul "Nusantara" ciptaan F.A Warsono, selesai dinyanyikan, lengkap sudah acara konser kedua tersebut, diiringi apresiasi tepuk tangan dan senyuman, sebagai pertanda yang tampak berkesan yang diberikan para penonton/ penikmat konser saat itu...

Kini jendela waktu menunjukkan pukul satu lewat 42 menit, ditemani lagu " "Hallelujah"- Soulful version by The ROOFTOP feat. Grammy Award winner Maya Azucena di jendela youtube.

Tersadar akan makna hidup yang telah dibuktikan oleh beberapa orang anggota paduan suara, baik yang dewasa maupun anak-anak.
Mereka telah belajar bermusik, berkesenian dan bersikap dalam suatu wadah tersebut. Lebih jauh, menjadi suatu gerakan cinta tanah air, yang bernama Gerakan "Hiduplah Indonesia Raya", yang dilakukan sekelompok sahabat untuk mengajak bersama-sama mencintai Indonesia.

Sementara buat saya, setidaknya selain kesan dan semua pelajaran itu, oleh-oleh nyata adalah beberapa brosur info TIC dan Goethe-Institut dan membeli sebuah kaos berjudul "God loves me when I sing" - The Indonesia Choir.

Apapun lagunya, kulitnya, rambutnya atau bahasanya, Indonesia adalah tanah airku. (ab)

'Keep Indonesia close to your heart'
Hiduplah Indonesia Raya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

selamat datang pencinta kehidupan !

..adalah sebuah sukacita 'tuk bisa berbagi rasa dengan anda..