Jumat, 09 April 2010

Dan kini hari ke-enam..

saya merasa..lagu grup yang setengah bernuansa jazzy "Ecoutez", dengan lagunya "Simpan Saja" cocok untuk suasana hati saya. Kenapa?

"simpan saja rasa dihatimu, sudah lupakan, hasratku tak lagi untuk mencinta, sudah sampai disini.."

walaupun apa yang kurasakan lebih tepat dengan lagunya grup "Padi", berjudul "ternyata cinta".

saudara-saudari, cinta itu memang tak bisa memaksa dan dipaksa. Rasaku dan rasa dia belum tentulah sama. Tapi tak mengapa untuk berkata dalam hati "pantang menyerah" hingga nanti tanya atau harapan itu terjawabkan.

Sementara itu, tak ada yang lebih indah, daripada menikmati kehidupan itu sendiri, ketika waktu masih ada, ketika masih ada orang yang menyerah karena cinta, hingga teringatlah suatu berita, seorang pria naik papan iklan dan menjatuhkan dirinya karena patah hati, atau kisah seorang putri cerdas dan cantik, tetapi hingga ingin minum obat serangga karena harus berhadapan dengan realita "cinta".

Ada apaan sih ngomong cinta melulu? hahaha, anda benar, karena saya sedang merasakan cinta dan suka dengan seseorang, dia yang disana dalam senyum dan keceriaannya.
Mungkin kisah sendu tadi mirip seperti lagunya Ada Band yang berjudul "Haruskah Mati". Dan terus menerus, lagu-lagu yang menye-menye ini memang disukai oleh kebanyakan kita.

Saya bersyukur kembali untuk bias melalui 2 hari yang cukup berat disini. Bukan karena saya membawa suatu barang bermuatan 100 kg. Tetapi waktu kerja yang tak terasa begitu cepat disini, selain karena perbedaan waktu dengan Jakarta +1 jam lebih cepat.

Belum lagi waktu tidur yang hanya 3 atau 4 jam selama 2 hari ini. Lho mengapa? Ini karena saya harus belajar menyesuaikan diri, beradaptasi dengan ritme kerja dari seorang atasan saya, seorang wanita yang memang suka bekerja dan menggemari akan pekerjaannya.

Lantas apakah saya menggemarinya juga? sejujurnya tidak.. Saya merasakan, ini hanya sebagai suatu fase dari suatu kesempatan dan anugerah-demikian rasa syukur yang tetap saya tumbuhkan- yang saat ini boleh dialami.

Lambat laun, ritme kerja dan suasana kantor pun boleh mulai kuraba. Sistem yang berjalan disini belum jelas benar dapat kupahami. Semoga satu bulan ini bisa menjadi persiapan yang cukup untuk menjadi bagian dari suatu komunitas kerja yang guyub dan lebih baik.

Thanks God it's Friday.. begitulah biasa orang menyampaikan rasa syukur dan senangnya, karena sebentar lagi kita akan meninggalkan sejenak rutinitas kantoran. Beralih dengan kesempatan untuk menikmati waktu beristirahat atau berwisata hingga dua hari nanti.

Tuhan itu adil dan setia dalam segala hal.
Itulah semangat yang boleh kurasakan dan kusyukuri selalu.
Selamat malam sahabat, mari ingatlah doa.
Harris Riverview 2133, 09April 2010

Rabu, 07 April 2010

day-3 into the PM

sebelum tidur dan kembali ke kamar hotel yang tak memanggil,
beberapa baris ini semoga mengingatkan hidupku sejenak hari Rabu ini.

Sarapan pagi yang tersedia, segera kucoba ini dan itu,
Ahh..inilah perbaikan gizi yang kutunggu,
Kalau kupikir-pikir kemana duit atau untungnya company,
mungkin ini saatnya kupetik maknanya dana alokasi,

segera berangkat ke kantor lagi,
hanya 10 menit saja berjalan kaki,
lalui jalan raya Kuta yang bersemangat pagi,
walau langkah sendiri namun tak sepi,

hari ini berjumpa dengan pak bos besar,
yang nungguin area disini berjalan semestinya,
ahh..inilah saatnya mengenal dan dikenal,
semoga tak salah melangkah dan bebal,

makan siang kulalui dengan soto ayam madura,
murah meriah rek, cukup dua belas ribu,
ditambah teh manis hangat ceria,
ditemani nyanyian anak sang Ibu,

jam makan malam lewat sudah,
bertanya apa yang sudah kukerjakan hingga larut kini,
makan pun di rawon setan di sebelah,
sadarkanku besok ngga boleh terus begini,

setidaknya sudah beli peta Bali lengkap,
harga 50 ribu pol,
flashdisc, batere, gunting kuku, sendal jepit, sampo sudah siap
semuanya dari gelael,

lantas cerita apa yang kudapat hari ini,
ialah suatu rutinitas, gaya, cara, pada setiap orang
suka tidak suka tidak bisa dilepaskan
nikmati saja hingga senyumnya memberikan tanda

mari pulang, marilah pulang, besok kukeramasin lagi ..
ahahaha.. nasib pekerja kantoran..
terimakasih dan syukur kupanjatkan,
kepada Tuhan sang Pencipta segala insan

NSN ofc,BaNus, 08April10 sudah..

Selasa, 06 April 2010

Day-2 capitalism vs simplicity

Salam damai semoga besertamu,

Terimakasih kepada Tuhan, yang pada hari ini saya boleh menghirup kembali udara pagi, merasakan kesederhanaan sebuah wisma melati di Bima I, walaupun dimalam hari kudengar suara mencicit, dan dengan tembok yang tipis, samar-samar kudengar desahan asmara dari kamar sebelahku, yang membuatku kurang bisa tertidur..

Setelah hari sebelumnya memperoleh konfirmasi dari proyek assistant kantor, mbak Isma bahwa booking tiket dan akomodasi telah diaktivasi kembali, maka jadilah aku check out dari pondokan sederhana, di seberang toko Joger yang terkenal ramai itu, di jl.raya Kuta.

Langsung menuju ke sebuah pondok baru yang hampir 180 derajat berbeda kondisinya, baik dari segi harga, fasilitas, dan lain-lainnya.
Pondok yang bernama Harris riverview itu terletak di jl.raya Kuta 62A, Badung Bali.

Aku jadikan ini sebagai buah dari pekerjaan yang telah kulakukan,walau saja tetap merasa pemborosan. Mengapa? karena dengan fasilitas2 yang disediakan itu, tidak banyak yang bisa dinikmati dengan penuh selain tidur nyaman diatas ranjang King-Koil, mandi air hangat, dan lain-lainnya yg berstandar ****.,yang hanya bisa dinikmati setelah sepulang dari kantor, yaitu jam 9 atau 10 malam.

Ya sudah, dinikmati saja dahulu kemurahan atau mungkin buah dari kapitalisme, yang dimana aku terlanjur terlibat didalamnya, dimana rekan-rekan kerjaku yang memperoleh penugasan diluar kota juga mencicipi pengalaman yang sama. Bahkan bisa dibilang, kesempatan untuk merasakan hotel mewah sekelas aston, sheraton, atau yang setara.

Setelah check in jam 09.30 AM, dengan uang deposit senilai Rp.500 ribu yang harus diberikan pada saat check in dan menaruh 2 koperku, segera kulanjutkan ke kantor.

Hari itu aku bertemu Arif, seorang sahabat yang masih bersahabat seperti sebelumnya, dengan hangat membantu memperkenalkan aku dengan rekan-rekan lainnya, yang membuat saya kian tidak canggung dilingkungan yang baru itu.

Siangnya kami makan bersama tidak jauh dari kantor, disebelah Gelael, hanya dengan dua belas ribu rupiah, sudah bisa mengenyangkan+1 gelas jus alpukat. Cukup bersih, puas dan murah :)

Sorenya, menghilangkan penat dengan makan bakso disebelah kantor kita persis, ditemani beberapa rekan yang menghangatkan suasana dengan canda.

Rasanya tidak terasa sudah hingga waktu menunjukkan jam 07.30 wita, Arif mengajak makan bersama di jl. raya Kuta, di warung pinggiran jalan, ada soto ceker yang nikmat dan sebotol minuman, dengan kocek hanya dua belas ribu rupiah saja.

Segera setelah mengirim email beberapa tugas-tugas yang mulai perlu dibiasakan itu, pukul 10.00 WITA, sudah tidak sabar rasanya merasakan kasur Harris.

Apa yang telah kuperoleh hari ini?
- Persahabatan dan kasih membuat hidup akan indah dan terasa lebih mudah
- Jangan mudah panik, bila mulai panik, lakukan STOP : Stop THinking Observation Planning
- Sang Ibunda yang diceritakan oleh Ayahanda, mulai merasakan ketiadaan diriku dirumah, dan membuatnya gundah, dan sebagai tanda kasih orangtua senantiasa kepada anak-anaknya
- Harapan-harapan dan semangat yang perlu tetap dipupuk, dalam doa/ iman dan kasih

Baiklah, selamat malam kalau begitu, semoga Tuhan menyertai dan memberkati kita, seperti apa yang juga boleh kulalui, antara kesederhanaan dan kemewahan, antara kemurahan dan keserakahan, antara etos kerja dan obsesi.

Harris, 06Apr10, 11:42 WITA

Minggu, 04 April 2010

"oo..weaweo..kembalikan Bali-ku padaNya "

life is really a gift from God.
Ketika mimpi menjadi kenyataan.

Minggu, 04 April 2010

Setelah semua aktivitas, dan setelah bekerja selama empat tahun di area Jakarta, tiba juga kesempatanku untuk menjejakkan kaki kembali di tanah yang berjulukan pulau dewata.

Ketika jam dirumah telah menunjukan waktu lewat dari pukul 11, dengan restu kakak dan orang tua dalam doa bersama, berangkatlah kami bersama, untuk mengantar kepergianku.

Dan, dengan segala niat dan tekad untuk bekerja disana, bukan liburan. Maka mendapatkan kamar dengan kipas angin mendesing pun tak mengapa buatku.

Pesawat LION itu telah mendarat dengan seksama pada pukul 17.00 wita, dengan selisih waktu 1 jam lebih cepat dari waktu indonesia bagian barat (WIB).

Saat jam 6 sore wita, seolah semuanya memang telah diatur oleh Tuhan, aku yang belum mengikuti misa Paskah pada hari Minggu ini, berniat setelah cek ini hotel, menuju suatu gereja di Kuta.

Saat itu kupikir terlambat untuk mengikuti. Ternyata belum dimulai dan persis akan dimulai pada pukul 6 sore, ketika lonceng gereja dibunyikan berkumandang.
Ternyata pula, misa setiap Minggu sore itu diadakan dalam bahasa Inggris, dengan umat Katolik yang hadir dari orang asing, pun juga dari orang lokal yang tetap mengikuti secara penuh.

Lantas apa benar segala sesuatu telah diatur olehNya?
Kita manusia memang kadang susah untuk percaya, pun merasa, sehingga kurang peka, bahkan terkadang bebal. Ketika kesadaran itu ada, itulah sebuah pencerahan dan anugerah dariNya pula.

Ketika penginapan yang kuperoleh hanya menyediakan kipas angin tenpa tutup dan berdesing, tanpa air minum, toilet tanpa keset dan apa saja yang seadanya dengah harga 70 ribu rupiah, tetapi dengan posisi strategis di jalan Tuban.

Saat kuberkunjung di sebuah wisma bernama Bethania, terletak dibelakang gereja ini, sesuai informasi yang pernah kuperoleh dari anggota koor Cantate Domino (di gereja St.Ignatius), maka kucarilah informasi lebih lanjut.

Adalah seseorang bernama pak Hari, wong Solo yang bertemu dengan jodohnya di Semarang, yang juga merantau belajar dari Bali. Beliau menjaga wisma tersebut.
Menurut penuturannya ketika ditanyakan tarif menginap semalam, dikatakan bahwa harga 1 kamar sebesar tujuh puluh lima ribu rupiah (saja), sudah mendapatkan : AC!, toilet, tempat tidur, air mineral (bebas), mesin cuci (pemakaian bergantian) hingga alat memasak bersama, dengan dapur yang luas dan bersih.

Lantas muncul keheranan, kok bisa murah demikian? pak Hari pun mengatakan bahwa tarif sebesar itu telah mengikuti kebijakan dari Bapak Uskup. Silahkan dibayangkan betapa perdulinya Bpk.Uskup terhadap para pelancong atau pengunjung, tanpa membedakan agama dan latar belakangnya... (bersambung*)

selamat datang pencinta kehidupan !

..adalah sebuah sukacita 'tuk bisa berbagi rasa dengan anda..