halo rekan pembaca yang budiman,
Ketika anda membaca judul tersebut, anda pasti penasaran dengan maksudnya. Jadi begini ceritanya :
1. Kampret, dikutip dari Wikipedia Indonesia (http://id.wikipedia.org/wiki/Kampret) adalah sebutan untuk kelelawar yang berukuran kecil pemakan serangga.
Dalam bahasa ilmiahnya disebut Microchiroptera.
2. Kampret, biasanya digunakan sebagai ungkapan kekesalan, kekecewaan.
Tanpa bermaksud mempelajari secara ilmiah mendalam pada nomer-1, judul yang saya maksudkan adalah ingin menyampaikan sepenggal cerita yang saya alami pada hari ini.
Kurun waktu sejak 04 April 2010 hingga 13 Oktober 2010, hampir 6 bulan tersebut, terlibat dalam proyek telekomunikasi di Balinusra.
Singkat cerita, segala pengalaman dan pekerjaan yang sudah dilalui, mendapatkan salah satu maknanya pada hari ini, ketika sebuah catatan hasil rapat tertanggal 11 Januari 2010, #persis judul lagunya band Gigi#, juga sebagaimana proyek itu diidentifikasikan sebelum dimulai.
Analisa saya selanjutnya, sebelum berangkat dalam misi yang mulia ke pulau Dewata tersebut, semestinya saya tahu isi dari catatan tersebut.
Akibat ketidak-tahuan tersebut, yang entah disebabkan oleh siapa dan kenapa, hasil pekerjaan yang telah dilakukan tersebut seolah tidak ada nilainya...
Ini ibarat seorang pekerja bangunan atau tukang, yang telah bekerja selama 6 bulan, menghasilkan suatu pekerjaan yang lebih efisien -walaupun secara insentif tidak-, tapi tidak dapat menghasilkan, karena jenis pekerjaan yang lebih efisien tersebut sudah disepakati dalam isi catatan tersebut, tidak dapat ditagihkan alias gratis.
Lalu saya bertanya dalam-dalam, lamat-lamat dalam hati, mungkin ini memang saatnya saya mengambil sikap untuk beralih, setelah mengendapkan semuanya dalam keputusan akhir. Apa yang sudah saya lakukan, yang kalau dihitung-hitung, telah menghabiskan biaya Rp.65 juta++ , dibandingkan dengan nilai pekerjaan, yang kalau bisa ditagihkan, hanya senilai Rp.39 juta.
Memang nilai tersebut bukanlah nilai aktual, karena sifat dari keseluruhan proyek roll out yang saling berkaitan dan juga ketergantungan dari proses sebelumnya.
Nah..kembali lagi dari makna judul tulisan diatas, adalah sebuah makna kekecewaan, yang dibaliknya juga kelegaan akan adanya jawaban, atau setidaknya suatu kebenaran yang muncul, kenapa oh kenapa..baru sekarang ini..catatan tersebut muncul ke permukaan.
Lantas mau apa..? rencananya akan bertemu kembali dengan pihak yang berwenang, agar kesepakatan sebelumnya dapat ditinjau dan diberikan kebijakan yang baru, agar setidaknya pekerjaan yang telah saya lakukan tersebut bermakna, tidak hanya untuk perusahaan tempat saya bernaung, tetapi juga untuk rekan kerja dalam proyek yang sudah terlibat dalam proyek ini.
Sejarah telah mencatat lagi dan memberikan maknanya mengenai :
- pentingnya komunikasi dan koordinasi
- perlunya kerendahan hati dan kejujuran
- bukan hanya NATO (no action talk only) atau omdo alias omong doang, baik dalam kondisi nyata maupun dalam komunikasi email
- sekali lagi, pentingnya acuan/ panduan sebelum berjalan, dengan makna mencegah lebih baik, ketimbang ketika suatu kasus muncul baru bergema
Demikian cerita dibalik judul itu. Harapan saya, sebagaimana kisah kopi luwak yang mahal itu, dimana seekor binatang luwak yang menghasilkan kopi harum dan sedap setelah memakan biji kopi dari hasil pengolahan/ pencernaannya.
Maka saya bisa mengibaratkan pengalaman yang saya alami, seperti seekor kampret yang telah terbang selama 6 bulan, lalu pulang kembali ke kampung halamannya, tetapi seolah masih merasa sebagai kampret, tidak lebih dan belum menghasilkan buah yang harum apalagi sedap.
Lalu berharap semoga pengalaman dan pekerjaan yang telah dilakukan, tidak hanya selama 6 bulan terakhir dan termasuk periode sebelumnya, ketika saat itu tiba untuk bermetamorfosa dari seekor "kampret" menjadi seorang manusia yang utuh, bisa menyadari dan memperoleh buah yang bermanfaat bagi orang lain juga pada akhirnya.
salam kempret (KEManusiaan yang PRoduktif, Efisien dan posiTif)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar